Candi Gunung Gangsir merupakan salah satu bukti peradaban Pasuruan di masa lalu. Letaknya, di Dusun Kebuncandi Desa Gunung Gangsir Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan Jawa Timur. Pada mulanya candi ini bernama Candi Keboncandi. Tapi masyarakat sekitar Desa lebih mengenal dengan nama Candi Gunung Gangsir. Ini terjadi karena letak candi berada di Desa Gunung Gangsir.
Candi ini berbentuk segi empat bertingkat. Semakin ke atas bangunan candi semakin mengecil. Candi Gunung Gangsir berdiri di atas lahan berukuran 62 x 24 m². Bangunan candi memiliki panjang 20 m dan lebar 17 m. Struktur bangunan terdiri dari susunan batu bata (konon karena di sekitar candi dulunya adalah rawa-rawa). Relief berbentuk burung Gelatik dan beberapa hewan lainnya menghiasi tubuh candi.
Dari literatur yang ada di lokasi, candi ini berfungsi sebagai tugu peringatan atas keberhasilan tanaman pangan masyarakat sekitar di masa lalu. Diperkirakan dibangun pada awal abad 10. Dahulu sebelum mengenal pola bercocok tanam, warga setempat hidup mengembara dengan memakan sebangsa rumput-rumputan tuton.
Legenda menceritakan bahwa suatu ketika persediaan bahan pangan semakin berkurang. Lalu, entah darimana, datanglah seorang perempuan bernama Nyi Sri Gati yang mengajak para pengembara untuk meminta petunjuk kepada Sang Hyang Widi atas kesulitan mereka. Suatu ketika datanglah burung Gelatik dengan membawa benih padi. Lantas, oleh Nyi Sri Gati, padi-padi itu ditanam. Hasil tanaman padi ada yang berbuah padi biasa, ada juga yang berisi batu permata. Sehingga Nyi Sri Gati kaya raya dan dijuluki Mbok Rondo Dermo karena kedermawanannya. Rondo berarti janda dan dermo berarti dermawan (dalam bahasa Jawa).
Kekayaan yang dimiliki Mbok Rondo Dermo tersebut menarik perhatian para pedagang dan pengembara yang ingin menjual batu permata ke daerah lain. Di tengah jalan, mereka menggelapkan barang dagangan milik Mbok Rondo Dermo dengan sebuah perahu. Berkat kekuatan ghaib Nyi Sri Gati perahu tersebut tenggelam serta terpelanting menjadi Gunung Prau yang kini terletak di lereng Gunung Penanggungan (sebelah barat Pasuruan).
Tidak hanya para pedagang, para penjahatpun tertarik untuk memiliki kekayaan Nyi Sri Gati. Banyak sekali yang mencoba merampas/merebut harta kekayaan Nyi Sri Gati, namun semuanya bisa dikalahkan. Nama-nama penjahat itu akhirnya dijadikan nama desa yang ada di sekitar Candi Gunung Gangsir, sebagai contoh: Keboireng, Wonokoyo, Pucang, Sobo, Kesemi, Kedatan dan masih banyak lagi.
0 comments:
Post a Comment